Di masa sekarang, reksadana telah berubah menjadi produk investasi pilihan investor. Hal ini tak lepas dari semakin meningkatnya fasilitas dan kemudahan berinvestasi reksadana yang ditawarkan oleh perusahaan sekuritas. Investor tidak perlu lagi bingung atau pusing mengelola portofolio efek dan penanaman reksadana karena ada manajer investasi yang siap membantu. Pembukaan rekening kini juga tidak perlu datang ke kantor atau bank, cukup pakai aplikasi.
Tapi apakah kamu sudah paham apa sih sebenarnya reksadana itu? Dan termasuk ke dalam investasi apakah reksadana?
Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Umumnya, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Jenis - jenis Reksadana
Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang.
3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.
Keuntungan Berinvestasi di Reksadana
1. Dikelola oleh ahlinya
Reksadana dikelola oleh manajer investasi yang telah berpengalaman di dunia pasar modal. Manajer investasi memiliki kemampuan untuk memaksimalkan hasil investasi melalui analisis yang mendalam atas keadaan ekonomi dan pasar, pemilihan strategi investasi, dan pemilihan aset yang sesuai.
2. Investasi yang terjangkau
Dengan Reksadana, siapa saja dimungkinkan untuk dapat berinvestasi. Cukup dengan dana awal Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) investor sudah dapat merasakan investasi di pasar modal.
3. Risiko yang lebih minimal
Dengan besarnya dana yang ada di Reksadana, maka akses untuk melakukan diversifikasi investasi semakin besar. Dengan melakukan diversifikasi investasi, maka risiko yang dihadapi akan semakin kecil.
4. Terjaganya Likuiditas
Investor dapat mencairkan kembali investasinya di setiap hari bursa, yaitu hari kerja yang telah ditetapkan sesuai kalender Bursa Efek Indonesia. Kemudahan ini memberikan Investor keleluasaan untuk mengatur investasinya sesuai dengan kebutuhan.
5. Transparansi
Seluruh informasi Reksa Dana selalu transparan. Investor dapat mengetahui Reksa Dananya diinvestasikan di aset-aset apa saja. Selain itu, Manajer Investasi wajib memberitahukan kepada Investor risiko-risiko yang dihadapi serta biaya-biaya yang dikenakan pada Investor.
Risiko Berinvestasi Reksadana
Reksadana adalah produk yang memiliki risiko. Sebelum membeli Reksadana, Investor sebaiknya membaca dan memahami prospektus dan laporan kinerja dari Reksadana tersebut. Selain itu, kenali dengan baik perusahaan yang menawarkan Reksadana tersebut. Risiko Reksadana setidaknya meliputi :
1. Risiko berkurangnya nilai unit
Efek-efek yang dikelola oleh Manajer Investasi pada Reksadana juga dapat mengalami penurunan nilai investasinya, yang dipengaruhi oleh perkembangan pasar uang dan pasar modal (seperti : perubahan suku bunga, jatuhnya harga saham, risiko default Emiten, dll). Sehingga dengan demikian, nilai Reksadana per unit juga dapat menurun dan mengalami fluktuasi. Nilai per unit Reksadana disebut juga dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit.
2. Risiko likuidasi
Khusus untuk Reksadana Tertutup, investor tidak dapat menjual investasinya kapan saja ia inginkan karena penjualannya harus dilakukan di Bursa yang tergantung pada permintaan serta penawaran yang ada.
3. Mismanajemen pengelolaan
Jika Manajer Investasi kurang/tidak berhasil dalam mengelola portofolio Efeknya, maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit Reksadana tersebut juga akan menurun nilainya.
Pahami Istilah-istilah dalam Reksadana
Bagi pemula yang bahkan mungkin tidak tahu-menahu seputar dunia ekonomi, istilah-istilah dalam investasi mungkin membingungkan. Maka langkah selanjutnya, kamu perlu memahaminya dengan baik. Beberapa istilah yang sering ditemui dalam laporan transaksi antara lain:
NAB atau Nilai Aktiva Bersih adalah jumlah dana yang dikelola dalam suatu reksadana, dan biasa disebut asset under management. Umumnya NAB mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi
UP (Unit Penyertaan) merupakan satuan ukuran yang menunjukkan jumlah penyertaan yang dimiliki investor, atau kata lainnya adalah NAB yang dipecah-pecah ke dalam instrumen investasi yang dikelola reksadana
NAB/UP adalah nilai aktiva per unit penyertaan. Pengertiannya adalah harga dan transaksi yang dilakukan berdasarkan nilai suatu reksadana
Subscription adalah biaya untuk membeli reksadana. Besaran biaya biasanya antara 0% hingga 5%
Redemption yaitu biaya untuk menjual reksadana dan besaran biayanya antara 0% hingga 5% dari nilai investasi
Prospektus berisi profil perusahaan dan laporan keuangan tahunannya sebagai gambaran nilai saham perusahaan tersebut. Biasanya digunakan sebagai acuan untuk menentukan pilihan reksadana
Bank Kustodian adalah lembaga keuangan yang menjadi administrator, pengawas, dan menjaga aset dari dana yang diinvestasikan
Portofolio Efek adalah kumpulan surat berharga seperti saham, obligasi, dan unit penyertaan reksadana yang telah dijual
Transaksi Disbursement merupakan transaksi pembayaran atau pencairan dari sebagian unit yang dimiliki oleh investor.
Manajer Investasi akan membayarnya kepada Bank Kustodian untuk kemudian dibayarkan ke investor
Transaksi Switching adalah pengalihan dari reksadana tertentu ke jenis reksadana lainnya oleh investor
KIK (Kontrak Investasi Kolektif) merupakan bentuk reksadana berupa kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian.
Bibit, Aplikasi untuk Investasi Reksadana
Kalau kamu sudah mengetahui apa itu reksadana, jenis, keuntungan, risiko, dan istilah-istilahnya. Sekarang kamu bisa langsung mulai investasi reksadana di aplikasi Bibit. Sebagai pemula, kamu bisa membeli reksadana dengan dana awal serendah Rp 100.000. kamu juga nggak perlu bingung harus investasi apa karena ada Robo Advisor yang memberikan rekomendasi produk terbaik sesuai profil risiko kamu.
Berikut adalah cara membeli reksadana dengan pakai aplikasi Bibit:
1. Klik investasi sekarang
Klik investasi sekarang di halaman utama untuk mulai membeli reksadana.
2. Masukkan nominal
Masukkan nominal investasi yang kamu inginkan, minimal pembelian adalah Rp 100.000.
3. Baca isi prospektus
Baca terlebih dahulu seluruh isi prospektus setelah menentukan nominal. Lalu klik saya menyetujui pembelian reksadana dan klik bayar sekarang.
4. Pilih metode pembayaran
Pilih metode pembayaran sesuai yang kamu inginkan. Di Bibit kamu bisa menggunakan Gopay, Bank Jago, ShopeePay, LinkAja, virtual account, maupun transfer manual.
5. Klik bayar
Setelah itu, klik bayar untuk menyelesaikan pembelian reksadana dari rekomendasi Bibit.
Itulah langkah-langkah pembelian reksadana dari rekomendasi Bibit. Jika kamu ingin membeli reksadana sesuai pilihanmu, kamu tinggal tekan ikon search di pojok kanan atas aplikasi, lalu pilih tipe reksadana sesuai keinginanmu. Setelah itu, metode pembayaran dan lain-lain hampir sama seperti cara di atas. Yuk, mulai investasimu di Bibit dan kembangkan cuanmu untuk masa depan. Install aplikasinya di Play Store atau App Store!