Memahami Prinsip "High Risk-High Return" Dalam Dunia Investasi

Bagi yang sudah berkecimpung lama dalam dunia investasi, pasti sudah akrab dengan istilah high risk-high return atau secara mudahnya risiko besar-keuntungan besar.

Investasi merupakan salah satu cara mengelola keuangan untuk menghasilkan keuntungan. Tidak heran jika banyak orang yang menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk diinvestasikan ke beberapa instrumen investasi.

Di dalam dunia investasi, dikenal istilah high risk high return yang berhubungan dengan keuntungan yang dihasilkan dan risiko kerugian yang satu waktu dapat terjadi.

Bagi kamu yang baru mencoba untuk berinvestasi, istilah seperti ini harus kamu pahami sebagai salah satu teori dalam berinvestasi. Hal ini yang akan membentuk pola pikir kamu untuk tidak mudah menyerah dan berani mengambil langkah yang tepat saat berinvestasi. Lalu, apa sebenarnya arti dari high risk high return dalam berinvestasi dan seberapa penting istilah ini dapat mempengaruhi cara kamu dalam berinvestasi.

Nah, kali ini Bibit akan menjelaskan mengenai istilah high risk high return dalam berinvestasi. Yuk, disimak dengan baik-baik!

 

Definisi High Risk dan High Return

Di dalam dunia investasi, ada banyak pilihan atau instrumen investasi yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Apalagi jika kamu memiliki tujuan dalam berinvestasi salah satunya adalah untuk dana di masa produktif yang sifatnya jangka panjang. Tentunya, kamu harus memilih instrumen investasi yang dapat menguntungkan dengan risiko yang rendah.

Perbedaan satu instrumen investasi dengan yang lain, salah satunya adalah risiko yang akan dihadapi. Tingkat risiko setiap investasi yang diikuti dengan pengembalian tentu berbeda-beda. Ada yang tingkat risikonya rendah, namun tingkat pengembaliannya juga rendah atau low risk low return. Ada juga yang tingkat risiko tinggi, namun tingkat pengembaliannya juga tinggi atau disebut high risk high return.

Nah, pengertian dari istilah atau prinsip high risk high return ini dapat kamu gunakan sebagai acuan dalam mengelola perencanaan keuangan yaitu investasi. Selain keuntungan yang diharapkan dari sebuah investasi, seseorang yang berinvestasi juga harus memahami jika investasi memiliki risiko yang mengarah pada kerugian kepemilikan aset.

Risk atau risiko, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI berarti akibat yang kurang menyenangkan dari suatu perbuatan atau tindakan. Jika dikaitkan dengan investasi, maka risiko diartikan sebagai berkurang hingga menghilangnya modal yang diinvestasikan pada suatu bisnis. Hal ini berarti hasil yang diharapkan tidak sesuai atau merugi.

Risiko dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Akan tetapi, dapat diminimalisir dengan pengambilan langkah dan penetapan strategi yang tepat. Oleh karena itu, para investor yang ingin berinvestasi menanamkan modalnya tidak hanya menyiapkan modal saja, namun harus menentukan strategi dan langkah yang diambil ketika risiko akan terjadi di masa mendatang.

Sementara return atau pengembalian merupakan keuntungan yang akan didapat atas suatu aktivitas investasi yang dilakukan. Keuntungan yang dihasilkan ini berupa bunga, selisih nilai, dan dividen tergantung jenis investasi yang dipilih.

Ada dua jenis keuntungan atau pengembalian pada investasi yaitu pengembalian yang diharapkan atau expected return dan pengembalian yang sebenarnya atau realized return.

Tingkat pengembalian atau keuntungan yang didapat oleh setiap investor, tergantung dari usaha dan langkah yang diambil ketika berinvestasi. Misalnya saja pada jenis investasi saham, investor akan selalu mengamati pergerakan harga saham di pasar, menganalisis catatan keuangan perusahaan penerbit saham, dan masih banyak lainnya.

Acuan tersebut yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan setiap investor untuk memutuskan langkah apa yang diambil dalam mendapatkan keuntungan saat berinvestasi.

Baca juga artikel Cara Memilih Reksadana yang Baik di sini!

Hubungan antara High Risk dan High Return

Kedua istilah ini tentu dapat disandingkan karena adanya hubungan atau korelasi, meskipun saling bertentangan. Pasalnya, dunia bisnis yang menjadi motor penggerak dari investasi tentu prosesnya tidak begitu pasti alias fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti terjadinya inflasi, mekanisme pasar, pertumbuhan ekonomi, dan masih banyak lainnya.

Oleh karena itu, setiap investor yang ingin berinvestasi, harus mempertimbangkan tingkat risiko dan pengembalian yang akan diterima di masa mendatang. Pastinya, setiap investor harus siap dan tahu langkah apa yang akan diambil ketika sesuatu terjadi pada nilai aset mereka di masa mendatang, baik keuntungan maupun kerugian yang dapat terjadi.

Pada dasarnya, risiko dan pengembalian merupakan hal penting yang akan dihadapi ketika kamu memutuskan untuk memilih investasi. Hanya saja, kedua istilah tersebut mempresentasikan kondisi dan bagaimana cara mengatasinya secara berbeda. Walaupun bertentangan, hubungan atau korelasi antara risiko dan pengembalian bersifat linear atau searah.

Semakin tinggi tingkat risiko yang ada pada sebuah instrumen investasi, maka tinggi pula tingkat pengembalian yang akan kamu terima, baik jangka panjang atau jangka pendek.

Hal inilah yang disebut dengan istilah high risk high return dalam berinvestasi. Di lain hal, semakin rendah tingkat risiko pada sebuah instrumen investasi, maka rendah pula tingkat pengembalian yang didapat atau disebut dengan istilah low risk low return.

Jenis Instrumen Investasi yang Masuk Kategori High Risk High Return

Berikut ini beberapa instrumen investasi yang memiliki risiko tertinggi hingga rendah dan pengembalian tertinggi hingga terendah:

Saham

Instrumen investasi yang bersifat high risk high return adalah investasi saham. Saham memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, namun tingkat pengembaliannya juga tinggi. Tidak heran, jika banyak pengusaha sukses dan kaya raya memilih investasi saham untuk mengelola perencanaan keuangan.

Istilah high risk high return memang erat hubungannya dengan investasi saham. Oleh karena itu, jenis investasi ini banyak digunakan untuk menghasilkan keuntungan.

Walaupun risiko yang dapat diterima oleh para investor cukup tinggi, namun tingkat pengembaliannya seolah sejalan dengan risikonya. Bagi kamu yang berani untuk mengambil risiko dalam berinvestasi, instrumen saham bisa menjadi pilihan.

Obligasi

Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan tertentu dan dapat diperdagangkan di pasar modal. Keuntungan dari investasi obligasi ini sama seperti deposito yaitu bunga dan dapat dicairkan pada jangka waktu tertentu dengan tingkat risiko yang sedang.

Deposito

Instrumen investasi yang tingkat risiko dan pengembalian yang paling rendah adalah deposito. Deposito merupakan jenis investasi yang dikeluarkan oleh lembaga perbankan berupa tabungan dengan dana yang disimpan dapat diambil pada jangka waktu tertentu, sesuai kesepakatan di awal.

Tingkat risiko deposito hampir bisa dibilang tidak ada, hanya saja pengembalian atau keuntungan bisa naik beberapa persen atas bunga yang didapat.

Strategi Melakukan Investasi High Risk-High Return

Melihat contoh sukses yang nyata, investasi high risk-high return seperti saham memang sangat menggiurkan. Namun bukan berarti mudah dilakukan ya. Ada banyak hal yang perlu dilakukan supaya usaha menyelamatkan masa depan supaya lebih cerah tetap memberikan hasil. Nah, berikut ini ada beberapa strategi melakukan investasi saham.

  1. Pelajari dengan Lebih Terperinci

Pertama-tama sebelum terjun dalam dunia investasi, baik itu yang memiliki risiko kecil atau bahkan besar, carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Belajar dari internet atau mereka yang sudah ahli dalam bidangnya. Raup pengetahuan sebanyak-banyaknya, biar semua teratasi dengan baik jika sudah terjun langsung.

 

  1. Memulai dari Nominal Kecil

    Sebagai pemula dalam investasi, mulailah dalam jumlah yang kecil terlebih dahulu meskipun memiliki dana besar. Karena dalam hal ini, semakin besar investasi yang digelontorkan maka risikonya juga makin tinggi. Mulailah dari puluhan juta terlebih dahulu, jika terlihat sudah menjanjikan lakukan top up.

  2. Pelajari Perusahaan dan Industrinya

    Kemudian sebelum memilih perusahaan yang akan ditanami dana, pelajari terlebih dahulu perusahaan dan industrinya. Pastikan semuanya dengan jelas, lihat juga portofolio dan kinerja dari perusahaan. Lihat juga apakah sedang naik ataupun turun. Meski melakukan investasi kecil, jangan mengabaikan apapun.

  3. Perhatikan Ekonomi dan Politik

    Penting sekali untuk mengetahui situasi ekonomi dan politik yang terjadi. Rajin-rajinlah mencari kabar mengenai situasi yang sedang berlangsung. Pasalnya, kebijakan yang dilakukan pemerintah kerap kali berdampak pada perusahaan. Selain itu, rumor-rumor yang beredar juga perlu diperhatikan supaya saham tidak anjlok.

Risiko dalam investasi akan selalu ada, baik itu kecil ataupun besar. Jika tidak bertindak, tentunya tak akan ada hasil apapun. Bagi yang tertarik melakukan investasi high risk-high return seperti saham, penting untuk diingat, selalu periksa dengan terperinci semuanya. Latar belakang perusahaan, naik turunnya, dan lain-lain. Semoga investasi yang dilakukan memberikan keuntungan sesuai dengan yang kamu inginkan ya. Mulai investasi reksadana saham di aplikasi Bibit, di sini kamu akan diberikan pilihan produk reksadana saham terbaik sesuai reputasinya.