Kebutuhan hidup wajib dipenuhi agar aktivitas berjalan lancar. Dan, bukan rahasia lagi kalau berbagai kebutuhan itu memerlukan biaya untuk pemenuhannya. Kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dapat dipenuhi saat kamu mengeluarkan sejumlah dana.
Namun, terkadang kebutuhan juga datang secara mendadak. Tanpa diundang, tiba-tiba saja kita harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak sedikit. Contohnya. jatuh sakit, tertimpa musibah, renovasi rumah, tambahan modal usaha, sampai biaya pendidikan.
Di titik ini dana darurat menjadi krusial. Dengan adanya dana darurat, biaya bukan lagi masalah katika harus menghadapi kebutuhan mendadak. Apa sebenarnya dana darurat? Bagaimana cara menghitung dana darurat?
Definisi Dana Darurat
Dikutip dari www.djkn.kemenkeu.go.id, dana darurat merupakan dana yang sengaja dipersiapkan untuk disimpan sebagai bentuk antisipasi dan dapat digunakan ketika peristiwa atau keadaan darurat yang tidak diantisipasi atau tidak diharapkan terjadi.
Berdasarkan pengertian ini, dana darurat harus dipersiapkan alias tidak bisa terkumpul dengan sendirinya. Seperti halnya tabungan, dana darurat perlu dihimpun atau disisihkan dari penghasilan yang kamu miliki.
Cara Menghitung Dana Darurat
Sebaiknya dana darurat dibuatkan pos tersendiri. Artinya, ketika kamu sudah punya pos keuangan untuk pemenuhan kebutuhan harian, pos keuangan investasi, dan lain-lain, dana darurat adalah pos di luar itu semua. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut cara menghitung dana darurat yang tepat.
Lakukan Financial Check Up
Analisis keadaan pribadi dan faktor risiko yang kamu miliki. Lalu hubungkan dengan kondisi keuangan yang ada. Langkah ini biasa dikenal dengan financial check up untuk menyelaraskan antara berapa budget yang diperlukan untuk memenuhi semua kebutuhan, sehingga bisa melihat berapa potensi penghasilan yang bisa disisihkan untuk dana darurat.
Tentukan Target
Setelah kamu tahu jumlah dana darurat yang ideal dari financial check up, kamu bisa membangun dana darurat secara bertahap. Jika ada pemasukan ekstra, alokasikan lebih banyak ke rekening dana darurat yang terpisah. Tak perlu khawatir dengan jumlahnya yang bertambah sedikit demi sedikit. Asal konsisten, target dana darurat yang ideal pasti akan tercapai. Tak kalah penting, tentukan berapa target nominal yang ingin dicapai. Hal ini penting mengingat agar kamu lebih terpacu dan semangat untuk mengumpulkan dana darurat.
Otomatisasi Dana Darurat
Perkembangan teknologi keuangan di era digital memungkinkan kita untuk autodebet atau menyisihkan dana secara otomatis. Umumnya, autodebet dilakukan untuk produk keuangan tertentu seperti tabungan rencana dan investasi. Investasi? Ya, investasi kini bisa autodebet, seperti investasi reksadana di Bibit lho.Karena itu, tak ada salahnya kamu menabung dana darurat dengan autodebet. Selain memudahkan, kamu juga bisa lebih konsisten dalam mengumpulkan dana.
Baca Juga: Autodebet Apa yang Ada di Aplikasi Bibit? Yuk, Cari Tau di Sini
Hitung dengan Rumus sesuai Kemampuan
Eric Roberge, CFP, financial planner dan founder dari Beyond Your Hammock, perusahaan perencanaan keuangan virtual asal Boston, AS, merumuskan 10/20/30/40. Yaitu 10% untuk kebaikan; 20% untuk asuransi, investasi dan dana darurat; 30% untuk cicilan produktif; dan 40% untuk kebutuhan hidup.
Jika rumus ini sesuai dengan kondisi dan kemampuan kamu, silakan pakai rumus ini. Namun, bila tidak, kamu bisa memodifikasi rumus tersebut sesuai dengan kondisi riil yang kamu hadapi. Sebagai contoh, 10% kebaikan, 30% asuransi/investasi/darurat, 20% cicilan produktif, dan 40 % kebutuhan. Atau bisa juga 20/30/50 dan lainnya. Paling penting, jangan sampai dana darurat malah mengesampingkan pos keuangan lain.
Pastikan Mudah Dicairkan
Apa yang kamu harapkan saat kebutuhan mendadak datang? Tentu saja dana tersedia, dan kalau ditempatkan di sebuah produk keuangan, ia mudah dicairkan. Kalau sulit, kebutuhan bisa-bisa terbengkalai lantaran uang tak kunjung datang.
Karena itu, lebih baik tempatkan "tabungan" untuk dana darurat di produk-produk keuangan atau investasi yang punya likuiditas tinggi. Seperti produk tabungan, emas, atau reksadana. Reksadana? Ya, reksadana! Pasalnya, di Bibit kamu bisa mencairkan reksadana instan dengan cepat, jika rekening pencairannya menggunakan Bank Jago. Mau tau caranya? Klik yuk di sini
Baca Juga: Cara Mudah Bikin Tabungan Online Bank Jago di Bibit
Dana darurat tidak dapat diabaikan. Keberadaannya bisa dianggap sebagai "penolong" saat kita menghadapi kondisi mendesak. Melalui cara-cara menghitung dana darurat di atas, semoga kamu semua bisa mengumpulkan dana darurat dengan tepat.