Diantara jenis-jenis reksadana yang ada, reksadana pasar uang menjadi pilihan sebagian banyak orang untuk memulai investasi reksadana mereka. Karena reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana yang relatif menguntungkan, mudah dan memiliki risiko rendah. Yuk, kita simak mulai dari definisi dan bagaimana cara menghitung keuntungan reksadana pasar uang.
Pengertian dan Keunggulan Reksadana Pasar Uang
Reksadana Pasar Uang (RDPU) adalah reksadana yang dana investasinya disalurkan ke instrumen-instrumen investasi pasar uang oleh Manajer Investasi (MI). Contoh instrumen pasar uang antara lain Deposito, Sertifikat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Obligasi dan Sukuk.
Salah satu faktor RDPU menjadi reksadana favorit investor adalah sebagai tempat alternatif menyimpan dana darurat mereka. Ini karena sifatnya yang likuid, sehingga proses pencairannya tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya beberapa hari atau beberapa jam saja. Selain itu, RDPU dianggap aman karena 100% dijamin oleh Negara dan diawasi oleh Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
RDPU saat ini juga sangat mudah didapatkan secara mobile, misalnya melalui perusahaan fintech seperti Aplikasi Bibit. Nilai minimum pembelian RDPU di Bibit juga terjangkau ada yang bisa dibeli mulai Rp10.000, sehingga instrumen investasi ini terjangkau bagi semua latar belakang ekonomi.
Tenang, selain investasi bersifat konvensional RDPU juga menyediakan opsi bagi investor yang ingin berinvestasi secara syariah. Tentu saja RDPU syariah ini pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Salah satunya yaitu hanya berinvestasi pada perusahaan dengan kategori halal. Cari tahu lebih lengkap mengenai reksadana syariah di sini!
Istilah Penting Dalam Reksadana Pasar Uang
Sebelum berinvestasi pada suatu instrumen, salah satu hal yang investor pertimbangkan adalah besaran keuntungan atau imbal hasilnya. Maka penting bagi investor untuk mengetahui bagaimana cara menghitung keuntungan reksadana pasar uang.
Mulai dari mengetahui glosarium atau istilah dalam reksadana. Mulai dari Nilai Aktiva Bersih (NAB), yaitu harga reksadana yang investor miliki, harga ini juga bersifat fluktuatif atau berubah-ubah setiap harinya. Sederhananya, jika NAB naik maka nilai reksadana yang kamu miliki naik, begitu juga sebaliknya.
Selanjutnya Unit Penyertaan, yaitu satuan yang mencerminkan kepemilikan investor dalam suatu reksadana. Jumlah unit partisipasi akan selalu tetap, tergantung pada harga reksadana atau Nilai Aset Bersih (NAB) saat kamu membelinya.
Cara Menghitung Keuntungan Reksadana Pasar Uang
Misalkan kamu membeli reksadana pasar uang di Manajer Investasi (MI) secara online melalui perusahaan finctech. Saat pembelian di tahun 2023 harga RDPU sebesar Rp1.000/unit. Kemudian kamu membeli produk RDPU ini dengan modal Rp10.000.000, maka jumlah unit penyertaan milikmu adalah:
Rp10.000.000 : Rp1.000 = 10.000 Unit
Tiga tahun kemudian, tepatnya di tahun 2026 saat kamu melakukan penjualan, harga RDPU naik dengan harga Rp1.100/unit, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
10.000 Unit x Rp1.100 = Rp11.000.000
Jumlah ini adalah nilai investasi dari penjualan RDPU setelah investasi selama 3 tahun, dengan kata lain rincian keuntungannya adalah:
Nilai Investasi Tahun 2026 - Nilai Investasi Tahun 2023
Rp11.000.000 - Rp 10.000.000
= Rp1.000.000 (Total keuntungan RDPU selama 36 bulan atau 3 tahun)
Sementara itu jika dalam bentuk persentase, keuntungan dari RDPU selama 3 tahun adalah seperti berikut ini:
Rp1.000.000 : Rp10.000.000 x 100% = 10%
Jadi, selama 3 tahun NAB dari produk investasi RDPU milikmu meningkat sebesar 10%
Baca juga: Inilah Cara Memilih Reksadana Pasar Uang Yang Bagus
Tips Investasi Reksadana Pasar Uang
Meskipun RDPU termasuk dalam instrumen investasi dengan risiko rendah, alangkah baiknya kamu tetap melakukan beberapa strategi dalam investasi ini. Tujuannya tentu agar pilihan produk RDPU-mu nanti bisa mendapatkan imbal hasil yang diinginkan. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu lakukan dalam investasi reksadana pasar uang:
1. Investasi Sesuai Dengan Tujuan
Sebelum memilih suatu produk reksadana, sebaiknya kamu terlebih dulu memiliki tujuan investasi. Kemudian modal yang tersedia atau dimiliki juga menjadi poin penting dalam menentukan pilihan RDPU. Karena 2 hal ini akan sangat membantu bagi investor untuk memilih produk reksadana sesuai dengan modal dan tujuan investasinya.
2. Mengenali Profil Risiko
Tahapan selanjutnya adalah mengenali profil risiko diri sendiri, hal ini terkait dengan karakter atau kepribadian investor itu sendiri. Pilihan produk reksadana yang beragam kadang membuat calon investor bingung dalam menentukan produk yang sesuai untuk mereka. Maka calon investor wajib tahu seberapa besar risiko yang dapat mereka terima dalam kegiatan berinvestasi.
Misalnya, produk RDPU akan cocok bagi investor dengan profil risiko konservatif. Karena reksadana pasar uang tepat untuk investasi jangka pendek atau beberapa tahun saja, bahkan bisa dengan jangka waktu kurang dari satu tahun.
3. Mempelajari Prospektus Reksadana
Memang benar dalam reksadana dana dikelola dan diatur sepenuhnya oleh Manajer Investasi (MI), namun bukan berarti investor tidak bisa melakukan analisis. Kamu sebagai investor bisa mempelajari prospektus dari produk RDPU terkait, apakah sesuai dan memiliki potensi keuntungan bagi investasimu kelak. Pengelolaan dana, track record MI dan likuiditas dari produk RDPU yang kamu minati juga bisa menjadi tambahan bahan pertimbangan.
4. Memilih Platform Investasi Yang Tepat
Selain memilih MI yang tepat, memilih platform investasi yang akan kamu gunakan juga tidak kalah pentingnya. Jangan terlena dengan iming-iming imbal hasil yang besar dalam jangka waktu yang singkat. Kamu harus memastikan platform investasi pilihanmu berizin dan diawasi oleh OJK. Contohnya Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama) , aplikasi yang telah mengantongi izin sebagai Agen Penjual Reksadana (APERD) dari OJK.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan cara menghitung keuntungan reksadana pasar uang. Mudah bukan? Ayo, segera mulai investasi dengan reksadana pasar uang pilihan guna mencapai tujuan investasimu.