Buat kamu yang pemula dalam dunia investasi, pasti ingin punya instrumen investasi yang minim risiko. Sebab dengan instrumen investasi yang rendah risiko, maka kamu bisa dengan tenang menjalankannya. Tapi alangkah lebih menariknya jika instrumen investasi minim risiko yang kamu jalankan ini juga memiliki return yang menguntungkan. Tapi memang ada instrumen investasi yang demikian? Tentu saja ada, pilih saja reksadana pasar uang. Lalu berapa keuntungan reksadana pasar uang tersebut? Inilah penjelasannya!
Berapa Keuntungan Reksadana Pasar Uang?
Bicara soal keuntungan investasi, pastinya asosiasi kita akan terarah pada imbal hasil atau return. Lalu berapa keuntungan reksadana pasar uang tersebut? Jawabannya adalah sekitar 5-6%. Dari besaran tersebut maka nampak bahwa investasi pada reksadana pasar uang lebih menguntungkan dibanding instrumen sejenis seperti deposito.
Deposito yang juga minim risiko, memang memiliki imbal hasil lebih rendah dibanding reksadana pasar uang. Sebab menurut Kompas, deposito hanya menghadirkan return sekitar 2-4% saja. Keuntungan reksadana pasar uang ini semakin tinggi jika melihat pajak yang ada. Pasalnya, dalam investasi reksadana pasar uang, kamu akan dibebaskan dari pajak sehingga keuntungan bersih yang didapat lebih besar. Sementara itu pada investasi deposito kamu akan dikenakan pajak yang mencapai 20%, sehingga keuntungan bersih yang didapat akan berkurang.
Supaya ada gambaran lebih jelas dari keuntungan investasi pada reksadana pasar uang ini kita bisa melakukan simulasi perbandingan dengan imbal hasil dari deposito dengan modal yang sama. Berikut simulasinya.
Disclaimer: Contoh merupakan gambaran dari hasil masa lalu dan tidak mencerminkan hasil di masa depan
Dari simulasi ini kita bisa melihat dengan jelas bahwa investasi pada reksadana pasar uang jauh lebih menguntungkan daripada investasi pada deposito di Bank.
Pahami Kinerja Reksadana Pasar Uang Juga Bisa Turun, Kenapa?
Untuk mengetahui tolok ukur kinerja reksadana kita bisa membandingkannya dengan harga (NAB/UP) di akhir periode dengan di awal periode. Jika nilainya naik, bisa dipastikan kinerjanya pun positif. Tapi jika nilainya turun, kinerjanya pun ikut negatif. Naik turunnya pergerakan reksadana pasar uang umumnya dikarenakan oleh berubahnya nilai-nilai aset di dalam portofolio reksadana tersebut. Khusus reksadana pasar uang, aset-aset yang dimaksud adalah deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun.
Tapi perlu dipahami juga bahwa walaupun sempat berada di posisi kinerja negatif, ini bukan berarti mencerminkan reksadana pasar uang menjadi tidak menarik lagi. Sebab bila kamu mau membandingkan dengan menabung di Bank, reksadana pasar uang masih punya banyak kelebihan.
Cara Kerja Reksadana Pasar Uang
Selanjutnya, mari kita pahami cara kerja reksadana pasar uang yang memiliki tingkat risiko paling rendah dibanding jenis reksadana lainnya.
Pertama, dalam reksadana pasar uang, dana yang disetor oleh investor akan dimasukkan ke dalam instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, atau obligasi yang memiliki masa jatuh tempo di bawah 1 tahun. Sementara pada jenis reksadana lain, uang yang disetor akan dialokasikan ke instrumen yang bervolatilitas tinggi.
Kedua, setelah uang disetor, akan ada Manajer Investasi (MI) yang bekerja mengelola danamu secara profesional. Dalam hal ini Manajer Investasi akan bekerja untuk menjaga agar performa produk reksadana pasar uang stabil bahkan di atas bunga deposito itu sendiri.
Pentingnya Memilih Manajer Investasi
Melihat penjabaran sebelumnya nampak bahwa dalam investasi reksadana pada umumnya dan juga reksadana pasar uang secara khusus, peranan Manajer Investasi (MI) sangatlah penting. Ini dikarenakan Manajer Investasi lah yang mengelola uang yang kita setor untuk kemudian ditingkatkan performanya. Maka dari itu sangat penting di sini bagi investor untuk memilih Manajer Investasi (MI). Pastikan saja kamu bisa memilih Manajer Investasi yang memiliki track record baik, profesional dan berpengalaman.
Baca juga: Begini Cara Mudah Investasi Reksa Dana Pasar Uang, Dijamin Cuan
Cara Mulai Investasi Reksadana Pasar Uang Di Aplikasi Bibit
Lalu bagaimana cara memulai investasi pada reksadana pasar uang ini? Caranya kamu bisa melakukannya di Aplikasi Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama), Berizin dan Diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di Bibit dana yang kamu setor akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) yang profesional dan berpengalaman. Selain itu, di Bibit kamu juga bisa memanfaatkan fitur nabung rutin agar investasimu bisa menghasilkan return yang optimal dengan cara berinvestasi secara rutin. Berikut tahapan dan langkah-langkah dalam reksadana pasar uang di Bibit:
1. Pertama, klik tombol 'Explore' pada halaman utama
2. Lalu, pilih jenis reksadana, yakni pasar uang (RDPU).
3. Setelah itu, klik produk reksa dana pilihanmu.
4. Selanjutnya, pelajari data dan informasi reksadana, scroll ke bawah untuk membaca prospektus. Bila sudah yakin, Klik 'Beli'.
5. Kemudian, masukkan nominal dana yang ingin diinvestasikan. Kamu bisa klik 'Ubah' untuk memilih ingin memasukkan ke portofolio yang mana.
6. Berikutnya, pilih 'Portofolio' dan klik 'Beli'.
7. Check list bila kamu sudah setuju semua isi prospektus reksadana, kemudian klik 'Bayar Sekarang'.
8. Lalu, pilih metode pembayaran. Di Bibit kamu bisa melakukan pembayaran dengan berbagai metode seperti GoPay, LinkAja, atau virtual account.
9. Jika sudah dipilih, klik 'Bayar' dan selesaikan pembayaran.
10. Sampai disini kamu telah berhasil melakukan pembelian reksadana pasar uang melalui aplikasi Bibit.
Itulah jawaban dari pertanyaan berapa keuntungan reksadana pasar uang. Sampai di sini kita bisa mengetahui dengan terang benderang bahwa investasi pada reksadana pasar uang ini jauh lebih menguntungkan dibanding dengan deposito. Jadi kamu yang masih pemula dan bingung mencari investasi yang minim risiko, pilih saja reksadana pasar uang sebagai instrumennya.