Memahami istilah dalam dunia investasi bisa membuat investasi tambah lancar. Ibaratnya, kita menjadi lebih tahu berbagai konsep investasi sehingga bisa memilih instrumen apa yang cocok buat menghasilkan keuntungan. Salah satu istilah investasi yang penting tersebut adalah yield.
Dilansir dari Investopedia, yield adalah pendapatan yang diterima dan direalisasikan dari hasil investasi dalam periode waktu tertentu. Bisa per tahun, per kuartal, atau per bulan.
Umumnya, yield digambarkan dalam format persentase yang diukur dari nilai investasi dan valuasi pasar berdasarkan efek atau aset investasi yang dimiliki.
Average Yield dalam Reksadana
Dilihat dari sudut pandang kebahasaan, kata average berasal dari bahasa Inggris yang berarti rata-rata. Jadi, saat disandingkan dengan kata “yield”, kurang lebih artinya “yield rata-rata”. Istilah lain dari average yield yakni yield to maturity.
Dalam dunia investasi, yield to maturity biasanya digunakan untuk menyebut tingkat pengembalian investasi obligasi sesuai dengan waktu jatuh tempo. Namun, tidak sebatas pada obligasi, karena di aplikasi Bibit, kini kamu juga bisa mendapatkan informasi average yield untuk setiap produk reksadana pasar uang dan reksadana obligasi.
Average Yield di Aplikasi Bibit
Weighted Average Yield to Maturity atau Average Yield adalah gambaran indikasi return asset holding reksadana apabila manajer investasi memegang asset holding hingga masa jatuh tempo. Semakin tinggi yield, semakin tinggi indikasi return.
Perlu ditekankan Average Yield bukanlah kepastian return karena manajer investasi dapat menjual asset holding reksa dana untuk mengatur likuiditas dan merubah strategi investasi tergantung pergerakan pasar dan belum menghitung management fee dari manager investasi.
Average Yield perlu digunakan bersamaan dengan faktor lain ketika mengevaluasi reksa dana obligasi atau pasar uang, seperti durasi dan kualitas aset holdingnya.
Bersama informasi lain, seperti expense ratio, total AUM, drawdown 1Y, dan CAGR 1Y, average yield bisa menjadi salah satu pertimbangan saat mau membeli dua tipe reksadana tersebut di Bibit.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi average yield sebuah produk reksadana, semakin menarik pula indikasi return-nya.
Cara mengetahui persentase average yield di Bibit pun terbilang mudah. Kamu nisa menggunakan fitur filter kemudian urutkan average yield dari yang tertinggi ke terendah atau pun sebaliknya.
Setelah itu, kamu dapat melihat produk reksadana pasar uang dan obligasi mana saja yang memiliki angka average yield lebih tinggi. Kalau sudah begini, memilih produk reksadana terbaik yang sesuai dengan tujuan keuangan dan kemampuan pun jadi lebih mudah.
Istilah Penting Lain di Bibit
Istilah average yield sudah dijelaskan. Namun, kurang afdol rasanya jika istilah lain di Bibit yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investasi dibiarkan begitu saja tanpa pemaparan. Iya kan? Langsung aja yuk simak.
CAGR 1Y
Kenaikan rata-rata reksa dana setiap tahunnya yang diukur dari pergerakan harga 1 tahun terakhir. Kamu bisa mengubah waktunya menjadi 3 tahun atau lebih dengan memilih jangka waktunya (3Y, 5Y, 10Y) yang tersedia di bawah grafik.
Drawdown 1Y
Penurunan terbesar (maksimum) yang pernah terjadi pada reksa dana tersebut selama 1 tahun terakhir. Semakin kecil drawdown, harga reksadana semakin stabil.
Expense Ratio
Biaya pengelolaan per tahun sebuah reksa dana. Dihitung dengan membandingkan antara beban operasional pengelolaan dana investasi reksa dana dalam 1 tahun dengan rata-rata nilai aset bersih dalam 1 tahun. Semakin kecil expense ratio mencerminkan kepiawaian manajer investasi mengelola reksa dana secara efisien.
Total AUM
Total dana investasi yang dikelola pada produk reksa dana tersebut. Semakin besar AUM, menandakan bahwa reksa dana tersebut banyak diminati oleh investor. Lebih jauh mengenai istilah-istilah penting dalam reksadana, silakan kamu baca DI SINI.