Di luar reksadana yang sering kita dengar, seperti reksadana saham, reksadana pendapatan tetap (obligasi), dan reksadana pasar uang, ada reksadana lain yang mungkin tidak begitu familiar di telinga. Namanya, reksadana indeks.
Apa itu reksadana indeks?
Dikutip dari laman resmi OJK, reksadana indeks adalah reksadana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan indeks acuan, baik itu indeks obligasi maupun saham.
Buat kamu yang belum tahu, di pasar bursa ada beberapa indeks harga yang dijadikan acuan perdagangan saham. Definisi indeks saham sendiri merupakan ukuran statistik perubahan gerak harga dari kumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan digunakan sebagai sarana tujuan investasi. Mengingat, banyaknya saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan, maka dibuatlah indeks saham tersebut untuk memantau kinerja sebuah bursa secara umum.
Jadi, reksadana indeks itu sama dengan saham? Jelas beda! Hanya, memang pergerakan reksadana indeks selalu diupayakan untuk mendekati indeks tertentu,
Reksadana Indeks di Bibit
Di Bibit sebagai contoh ada reksadana BNI-AM IDX30. Berdasarkan efeknya, reksadana ini adalah reksadana saham. Namun, karena merupakan reksadana yang mengacu pada IDX30, pergerakan nilainya dipengaruhi, dan oleh Manajer Investasi, akan diusahakan untuk mendekati indeks tersebut.
Buat kamu yang belum tahu, IDX30 yaitu indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Dengan kata lain, fluktuasi nilai reksadana BNI-AM IDX30 mengacu pada indeks IDX30 di pasar bursa.
Baca juga: Reksadana Indeks Terbaik di Aplikasi Bibit
Lalu, lebih menguntungkan mana investasi reksadana indeks, atau pada satu (1) saham saja? Jawabannya balik lagi ke tujuan investasi dan bagaimana profil risikomu.
Kalau tujuan investasimu mencari untung besar dan berani ambil risiko rugi, saham lebih cocok. Saham juga bisa menjadi instrumen investasi jangka pendek karena saham diperdagangkan secara real time di pasar bursa. Pergerakan nilainya sangat cepat, yang artinya kamu bisa seketika untung, bisa juga seketika buntung.
Sedangkan reksadana indeks, walaupun mengikuti indeks tertentu, tetap “dimediasi” oleh Manajer Investasi, di mana mereka biasanya akan mengubah komposisi saham di dalam reksadana saat pasar bursa lesu, dengan tujuan meminimalisir penurunan unit reksadana yang kamu miliki. Alhasil, kamu jadi bisa terhindar dari risiko kerugian yang besar.
Reksadana Bebas Pajak, Saham Tidak!
Bukan rahasia lagi kalau reksadana bukan objek pajak, sehingga kamu tidak perlu bayar pajak saat mendapat keuntungan. Hal ini berbeda dengan saham. Karena kamu harus membayar pajak atas semua keuntungan yang didapatkan, baik cuan dari capital gain maupun dividen.
Belum lagi biaya reksadana lebih murah. Seperti di Bibit, untuk membeli dan menjual reksadana dibebaskan dari biaya administrasi alias gratis. Di saham, kamu tentu sudah paham bahwa ada fee tertentu yang harus dibayarkan saat kamu membeli ataupun menjual saham.
Baca juga: Produk Reksadana Saham Terbaik di Aplikasi Bibit
Pertanyaannya, mana yang lebih menguntungkan antara reksadana indeks dan saham? Kalau kamu carinya untung besar, saham jelas lebih menguntungkan. Satu saham sepertinya sudah cukup asal memenuhi syarat seperti, perusahaan yang kamu beli sahamnya bereputasi baik, pergerakan nilainya stabil, dan sektor perusahaan tersebut menjanjikan.
Kendati begitu, kamu juga harus ingat dengan risiko saham yang tinggi di mana harga bergerak sangat cepat dan nilai saham rentan dipengaruhi faktor eksternal seperti gejolak politik, ekonomi, dan sosial.
Sementara kalau mencari instrumen investasi yang lebih aman dan relatif stabil serta lebih murah, reksadana indeks lebih menguntungkan. Pasalnya, reksadana indeks dikenal dengan biaya pengelolaannya yang murah. Dengan keuntungan yang sebenarnya tidak kalah dibandingkan saham.
Berdasarkan semua penjelasan di atas, jadinya mau pilih yang mana nih?