Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Saat Investasi Reksadana? Begini Penjelasannya!

Memulai reksadana bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk meraih kebebasan finansial. Jenis investasi satu ini sangat cocok bagi para investor pemula, apalagi instrumen investasi reksadana dikelola oleh seorang Manajer Investasi (MI). Jadi, bagi yang baru memulai reksadana, kamu tidak perlu terlalu sering memantau perkembangan instrumen investasi yang kamu pilih.

Meskipun yang paling kita pantau adalah return dari reksadana, tetapi return harus dilengkapi juga dengan beberapa faktor berikut ini! Cek hal-hal yang harus kamu perhatikan saat investasi reksadana berikut ini! 

Tentukan Tujuan Kamu dalam Berinvestasi

Untuk membantu kamu dalam memilih jenis reksadana yang tepat, kamu perlu menentukan tujuan terlebih dulu sebelum memulai reksadana. Coba tentukan dulu, nantinya kamu akan menggunakan dana investasi reksadana untuk apa. Ibarat lagi naik kendaraan, kamu harus tahu arah yang mau dituju agar kamu bisa merencanakan perjalanan dengan baik dan tidak tersesat.

Tujuan tiap investor reksadana tentu berbeda, tergantung kebutuhan masing-masing. Bisa untuk biaya pernikahan, nonton konser, liburan ke luar negeri, bayar uang muka rumah, membeli mobil baru, atau mempersiapkan dana pensiun. Baru setelah itu kamu bisa menentukan jangka waktu investasi reksadana. Misalnya, untuk mempersiapkan dana pensiun, pilihlah reksadana jangka panjang. Beda lagi kalau kamu mau berlibur keluar negeri, maka reksadana jangka pendek jadi pilihan lebih tepat. 

Baca juga : Gimana Cara Kerja Reksadana?

Ketahui Dulu Profil Risiko Kamu

Jangan langsung buru-buru memilih instrumen investasi reksadana ya, Sobit! Kamu juga perlu mengenali profil risiko terlebih dulu sebelum memulai reksadana. Profil risiko menggambarkan tingkat toleransi kamu terhadap risiko investasi. Memegang prinsip high risk high return, semakin tinggi risiko yang bisa kamu toleransi, maka semakin besar pula potensi keuntungan yang bisa kamu dapat. Nah, di dunia investasi, setidaknya ada tiga tipe profil risiko yang perlu kamu kenali, yaitu:

  1. Tipe konservatif – cenderung menghindari risiko dan bermain aman, cocok memilih reksadana pasar uang seperti Bibit yang bisa diakses melalui aplikasi smartphone. Hanya dengan dana serendah RP 100.000, kamu sudah bisa memulai reksadana dan membuka portofolio di Bibit!

  2. Tipe moderat – sudah paham bahwa investasi bersifat fluktuatif, tetapi tidak mau mengambil risiko uang hilang sama sekali saat berinvestasi. Reksadana campuran bisa menjadi pilihan tepat.

  3. Tipe agresif – paling siap menghadapi seluruh risiko dalam berinvestasi dan jika sewaktu-waktu harus kehilangan uang dalam jumlah banyak. Cocok memilih reksadana saham yang fluktuasinya cukup tinggi.

Pilih Penyedia Reksadana yang Tepercaya

Walaupun sudah mantap menentukan jenis reksadana yang bakal kamu pilih sesuai tujuan, jangan langsung asal memilih penyedia layanan investasi reksadana. Lakukan riset kecil-kecilan dan cari tahu track record perusahaan. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan penyedia reksadana benar-benar aman dan tepercaya.

Baca juga : Bagaimana Cara Belajar Reksadana?

Namun, tenang saja, kamu tidak perlu khawatir kalau memulai reksadana di aplikasi Bibit. Pengelolaan reksadana Bibit telah diawasi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak cuma itu, Bibit juga sudah mengantongi sertifikasi penasihat investasi sehingga kualitas produk dan layanannya pun terjamin.

Selain ketiga hal di atas, kedisiplinan juga penting kamu perhatikan saat memulai reksadana. Berkomitmenlah menyisihkan sebagian gaji tiap bulannya untuk dialokasikan ke investasi reksadana. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan potensi keuntungan secara optimal. Yuk, mulai nabung rutin reksadana di aplikasi Bibit dan install aplikasinya di Play Store atau App Store!