Kebanyakan mayoritas masyarakat Indonesia saat ini, investasi deposito cenderung lebih familiar jika kamu bandingkan dengan investasi reksadana. Alasannya dahulu instrumen yang satu ini lebih mudah untuk dijangkau masyarakat umum, yaitu dengan datang ke bank. Sedangkan reksadana dulu merupakan produk eksklusif yang minimal investasinya saja mulai dari Rp 100 juta.
Oleh karena itu hanya orang-orang dengan modal besar saja yang bisa berinvestasi di reksadana. Tidak hanya itu proses registrasi dan investasinya cukup memakan waktu lama yaitu kurang lebih 2 minggu. Selain itu investor juga perlu datang ke bank atau manajer investasi, tentu ini sangat menguras waktu dan tenaga. Hal inilah yang menyebabkan reksadana dulu kurang familiar pada masyarakat luas.
Tapi tenang, semua mekanisme jadul tersebut sudah tidak berlaku lagi di zaman yang serba digital ini. Investasi reksadana kini mulai banyak investor lirik sebagai kendaraan mereka mencapai tujuan finansialnya, khususnya para generasi muda. Sebab generasi ini lah yang sering mengandalkan kemajuan teknologi, khususnya smartphone untuk berbagai kegiatan mereka salah satunya untuk berinvestasi.
Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai perbedaan antara 2 instrumen investasi yaitu reksadana dan deposito. Tujuannya agar kamu nantinya bisa memahami dan Bibit harapkan kedepannya semakin banyak generasi muda yang bisa melek akan investasi. Tak perlu berlama-lama lagi, ayo kita langsung masuk pada pembahasan utama.
Definisi Reksadana dan Deposito
Reksadana merupakan wadah yang Manajer Investasi (MI) sediakan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan mengelolanya untuk kemudian menyalurkannya pada instrumen-instrumen investasi guna mendapatkan keuntungan. Tentunya Manajer Investasi ini berizin dan mendapatkan pengawasan langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sementara itu deposito adalah jenis produk investasi perbankan berbentuk simpanan bank yang menjanjikan suku bunga tetap dengan jangka waktu tertentu yang kedua belah pihak sepakati. Dua pihak dalam kasus ini adalah pihak nasabah dengan pihak bank. Bank penerbit deposito ini juga wajib terdaftar dalam Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Setelah mengetahui definisi dari keduanya, sekarang kita akan melangkah pada perbedaan apa yang terdapat dari kedua instrumen investasi ini.
Baca juga: Tempat Beli Produk Reksadana Terbaik Di Sini
Perbedaan Reksadana Dengan Deposito
Tujuan mengetahui perbedaan antara reksadana dengan deposito tidak lain adalah agar kamu nantinya bisa menentukan instrumen yang ideal bagi tujuan finansialmu. Berikut ini perbedaan-perbedaan yang terdapat dari kedua instrumen investasi ini:
Modal Investasi
Untuk memulai investasi reksadana kamu hanya memerlukan Rp 100.000 saja untuk pembukaan awal akun reksadana mu pada aplikasi Bibit tentunya. Setelah itu dengan dana mulai Rp 10.000 saja kamu sudah bisa membeli produk reksadana yang Bibit sediakan.
Berbeda dengan deposito, modal awal untuk berinvestasi pada instrumen yang satu ini berbeda pada setiap bank. Ada yang mulai dari Rp 5 juta, ada yang Rp 8 juta bahkan ada juga yang menetapkan investasi awal sebesar Rp 10 juta. Jadi bisa kamu simpulkan bahwa reksadana lebih bisa dijangkau masyarakat luas khususnya golongan menengah ke bawah.
Sifat Keuntungan
Reksadana memiliki sifat keuntungan yang fluktuatif atau yang berarti berubah-ubah. Fluktuasi tingkat keuntungan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Jadi saat awal investasi investor tidak tahu keuntungan atau kerugian pasti dari investasi ini. Namun dengan risiko yang dimilikinya juga berbanding lurus dengan potensi keuntungannya yang lebih besar daripada deposito.
Sedangkan sifat keuntungan dari deposito sendiri adalah fixed atau bersifat tetap. Jadi investor bisa tahu secara persis berapa persen suku bunga yang akan dia dapatkan. Bunga ini akan pihak bank bayarkan setiap bulannya sampai jangka waktu deposito berakhir. Besaran bunganya juga lebih besar dari suku bunga tabungan biasa dan sudah sesuai dengan regulasi LPS.
Pengenaan Pajak
Investor reksadana bisa tersenyum kalau membahas mengenai pengenaan pajak investasi. Sebab hasil keuntungan dari investasi reksadana tidak pemerintah kenakan pajak. Alasannya sederhana, yaitu karena keuntungan reksadana tidak termasuk objek pajak.
Jadi yang terkena pajak bukanlah investor reksadana melainkan manajer investasi yang mengelola dana investor. Jadi imbal hasil yang investor terima tidak akan ada pemotongan pajak sepeserpun.
Sementara itu investasi deposito terdapat pengenaan pajak yaitu PPh Final sebesar 20% dari jumlah bruto. Pemotongan pajak ini pada saat pengembalian dana deposito saat periodenya berakhir. Jadi investor hanya menerima 80% dari keuntungan yang dihasilkan deposito.
Fleksibilitas
Selain pajak, dari segi fleksibilitas reksadana juga lebih unggul daripada deposito. Hal ini karena investor bisa melakukan pembelian maupun penjualan kapanpun yang dia mau. Hal ini karena reksadana memiliki likuiditas tinggi sehingga tidak ada biaya sedikitpun dalam proses transaksinya.
Apalagi sekarang Bibit memiliki fitur terbaru yang bisa mencairkan dana reksadana secara realtime tanpa menunggu 7 hari kerja seperti biasanya. Fitur tersebut tidak lain adalah Instant Redemption. jadi ini adalah hasil kerjasama antara Aplikasi Bibit dengan Bank Jago yang bertujuan untuk semakin mempermudah investor dalam bertransaksi reksadana.
Fleksibilitas yang reksadana miliki tidak berlaku dalam instrumen investasi deposito. Sebab pada awal investasi terdapat kesepakatan antara kedua belah pihak bahwa dana deposito hanya bisa investor cairkan saat periodenya berakhir. Jangka waktu penyimpanannya juga beragam, mulai dari 1,3,6,12 sampai 24 bulan. Jika investor mengambil dana sebelum jatuh tempo maka akan bank kenakan penalti yang besarannya sesuai dengan yang tercantum pada kesepakatan awal.
Baca juga: Tips Investasi Reksadana Agar Lebih Menguntungkan
Bagaimana dengan penjelasan barusan? Mudah untuk kamu pahami bukan. Jika kamu masih bingung menentukan instrumen investasi reksadana atau deposito. Hal itu kembali lagi pada tujuan finansial mu, jika kamu memang tipe yang sangat konservatif, deposito bisa menjadi pilihanmu karena menawarkan keuntungan yang pasti.
Namun bila kamu menginginkan instrumen yang bisa kamu cairkan kapan saja, tentu reksadana bisa jadi solusinya. Reksadana juga lebih memiliki berbagai pilihan dari tingkat risikonya yang bisa kamu sesuaikan karena produknya yang memang beragam.
Yang terpenting kamu tidak lupa untuk menggunakan aplikasi Bibit sebagai platform andalanmu dalam berinvestasi reksadana. Sebab Bibit memiliki banyak fitur unggulan, salah satunya robo advisor yang dengan baik akan membantu investor menentukan produk investasi reksadana terbaik bagi tujuan finansialnya. Ayo tunggu apa lagi? Segera download aplikasi Bibit sekarang juga!