Bisnis MLM, Bagaimana Sistemnya?

Sobit, pernah nggak sih kamu menerima ajakan dari teman untuk berbisnis dan masuk dalam satu tim bersama mereka? Yap, itu dia yang dinamakan bisnis MLM alias Multi Level Marketing. Ada banyak jenis industri MLM, mulai dari produk kesehatan, kosmetik, hingga peralatan rumah tangga.

Multi Level marketing atau MLM merupakan salah satu sistem pemasaran yang memanfaatkan pelanggan sebagai jaringan distribusi. Kalau berdasarkan kata dasarnya yaitu Multi artinya banyak, sedangkan level artinya berjenjang, dan Marketing artinya pemasaran. Jadi bisa disimpulkan MLM adalah pemasaran yang banyak dan berjenjang.

Konsep MLM ini adalah pemasaran dengan cara memberikan kesempatan kepada konsumen atau pelanggan untuk terlibat sebagai penjual yang akan mendapat keuntungan pada garis kemitraannya. Untuk anggota yang tergabung di dalam MLM disebut distributor atau mitra niaga. Nah, selanjutnya mitra niaga ini akan mengajak orang lain untuk menjadi anggota sehingga jaringan pelanggan pasar semakin besar dan luas. Untuk proses keberhasilan mitra niaga ini untuk menanjak dan menambah anggota yang akan meningkatkan omzet perusahaan yang bisa memberikan keuntungan. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan akan memberikan keuntungannya kepada mitra niaga dalam bentuk insentif berupa bonus.


Jenis-jenis MLM

Menurut seorang pakar, Setiawan (2017), ada beberapa jenis MLM yang ada dan perlu diketahui.

  • Sistem Binary Plan

MLM Sistem Binary Plan ini lebih mengutamakan untuk pengembangan jaringan dua kaki saja, dengan mengutamakan keseimbangan jaringan. Maka semakin seimbang jaringan dan omset bisnis pada perusahan MLM dengan menggunakan sistem ini, maka bonus yang didapat juga semakin besar. Jika ternyata tidak seimbang, maka bonus-bonus tersebut mengalir deras ke dalam perusahaan.

Umumnya sistem binary plan ini sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan MLM yang dibuat oleh Indonesia. Namun, untuk membuat jaringan perusahaan berkembang relatif cepat dengan sistem binary plan. Rekanannya cepat mendapat bonus besar, maka para rekanan tersebut menerapkan aturan untuk mendapatkan uang sebagai bonus dari perekrutan rekanan (bonus sponsoring).

Sistem ini bisa memberikan bonus besar di awal karier saja sebagai cara untuk meyakinkan bahwa menjalankan bisnis MLM dengan sistem binary ini sangat mudah. Pada kenyataannya sistem binary ini dapat disimpulkan kalau keuntungan mudah didapat pada rekanan yang gabung di awal.

  • Sistem Matrix

Pada MLM yang menggunakan sistem matrix ini merupakan pengembangan jaringan untuk menggunakan konsep dengan tiga frontline saja, begitu pula dengan ke bawah. Pada sistem jenis ini bisa muncul hanya untuk mengakali sistem binary yang dianggap permainan uang.

  • Sistem Break Away

Bagi beberapa perusahaan MLM yang menggunakan sistem break away, sistemnya lebih mengembangkan jaringan mengutamakan kelebaran. Jadi, semakin banyak frontline-nya, maka semakin besar pula bonus yang didapat. Kelemahan utamanya adalah seorang agen harus bisa mengurus semuanya sendiri. Pada sistem ini juga memungkinkan downline untuk melebihi upline-nya. Pada awal-awal bonus yang didapat rekanan biasanya kecil di awal, namun besar saat di peringkat atas. Hal ini dikarenakan bonus member di awal kariernya memang kecil, jadi biasanya saat perekrutan lebih menjanjikan bonus.

Lalu bagaimanakah caranya untuk memilih bisnis MLM yang baik dan menghindari jenis MLM yang merugikan ini? Berikut ulasannya.

  1. Pilih Perusahaan MLM yang terdaftar di APLI

    APLI sendiri adalah akronim dari Asosiasi Penjual Langsung Indonesia yang merupakan sebuah asosiasi yang mewadahi berbagai perusahaan MLM. Latar belakang berdirinya APLI adalah karena aturan hukum di Indonesia dianggap belum baku dalam mengatur penjualan langsung. Dari hal inilah akhirnya mendorong beberapa perusahaan MLM menciptakan aturan bersama dan kode etik yang disepakati bersama dalam APLI. Untuk bisa bergabung dengan APLI ini perusahaan MLM harus harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk bisa mendapat sertifikasi. Selain itu, perusahaan MLM yang menjadi anggota APLI ini hanyalah dibatasi pada perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi persyaratan sebagai perusahaan penjual langsung. Dari APLI inilah Anda akan mampu mengenali mana perusahaan yang MLM yang baik dan yang bukan.

  2. Memiliki Badan Hukum yang Jelas

    Selain terdaftar dalam APLI, sebuah perusahaan MLM yang baik bisa dilihat dari badan hukum yang dimilikinya. Sebagai perusahaan yang menjelankan gerak bisnis, perusahaan MLM memang juga dituntut untuk memiliki badan hukum yang jelas. Dalam hal ini sangat disarankan untuk perusahaan MLM membuat badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang memiliki SIUPL dan NPWP. Dengan adanya bahan hukum ini maka mereka bisa mempertanggungjawabkan bisnis MLM tersebut kepada para membernya dan juga kepada konsumen lain yang menggunakan produk mereka.

  3. Pilihlah Perusahaan MLM yang Memiliki Produk Beragam

    Dengan adanya produk yang banyak dan beragam untuk ditawarkan ke orang lain, maka kamu akan memiliki kesempatan yang besar untuk bisa menjaring downline. Selain itu, dengan adanya produk yang beragam kamu bisa memilih barang yang sesuai dengan ketersediaan budget. Satu hal lagi yang kamu perlu ingat dan cemarti yaitu pastikan bahwa perusahaan MLM telah memiliki jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Hal ini diperlukan agar bisa ditukar apabila suatu waktu barang tidak sesuai dengan kualitas yang sebenarnya. Jadi agar bisa berbisnis MLM yang tepat dan menguntungkan, pilihlah perusahaan yang tidak hanya menawarkan barang dan jasa yang seragam, tapi juga mempunyai jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya.

  4. Pilih Perusahaan MLM yang Distributornya Memiliki Sistem untuk Sukses

    Bila perusahaan MLM memiliki distributornya yang punya sistem keberhasilan yang baik untuk bisa sukses, maka kamu akan juga bisa ikut cepat sukses. Namun untuk bisa cepat sukses, kamu harus bisa memastikan sistem dalam perusahaan tersebut sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Lihatlah bagaimana sistem tersebut sudah bisa berjalan efektif dijalankan oleh segala usia dan kalangan dari beragam latar belakang, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Umumnya perusahaan MLM yang memiliki sistem baik ini bisa ditandai dengan adanya alat-alat bantu usaha, seperti buku-buku kepribadian, kaset-kaset yang memberikan motivasi dan teknik, serta pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri. Kamu harus waspada jika mendapati perusahaan MLM yang menawarkan hasil maksimal tanpa harus kerja keras, karena hal ini bisa dibilang sangatlah mustahil terjadi.

  5. Upline Mau Membantu Downline untuk Berkembang

    Salah satu perwujudan dari sistem sukses perusahaan MLM adalah adanya kondisi atau budaya di mana upline mampu membantu downline untuk terus berkembang. Lihatlah bagaimana mereka memperlakukan para downline dalam menggerakkan bisnisnya. Jika para upline di MLM tersebut tidak aktif atau hanya mengandalkan downline untuk menjual produk atau mengembangkan jaringan mereka, maka sebaiknya kamu tidak memilih perusahaan MLM tersebut. Mengapa demikian? Selain karena hanya menyusahkan Anda sebagai pendaftar yang baru (downline), bisnis MLM yang demikian ternyata juga dianggap banyak pihak sebagai sesuatu yang kurang sehat.

Umumnya pada bisnis MLM yang baik, para upline akan aktif memberikan support berupa bantuan, pembinaan, dan membagikan ilmu marketing kepada downline mereka. Bahkan tak jarang para upline ini akan turun tangan di lapangan untuk bisa memberikan cara atau metode mendapatkan member baru dan menjadikan downline-nya naik level.

Inilah beberapa tips untuk memilih bisnis MLM yang baik dan terpercaya. Maka untuk kamu yang benar-benar ingin menjalankan bisnis MLM maka kamu harus menerapkan tips-tips tersebut agar kamu tak mengalami kerugian dalam bisnis ini. Sekarang tinggal kamu yang mau menjalaninya atau tidak.

Nah, alangkah baiknya sambil menjalankan bisnis MLM kamu juga mengelola keuangan hasil keuntungan MLM dengan memulai investasi reksadana. Setelah membuat akun, lalu Bibit akan mengetahui tujuan investasi kamu, umur kamu dan pandangan kamu terhadap resiko dan memberikan saran investasi yang optimal berdasarkan toleransi kamu terhadap resiko. Di Bibit juga tidak akan dikenakan biaya komisi dan tentunya dapat dicairkan kapan saja. Yuk, mulai investasimu di aplikasi Bibit!