Teknologi Ramah Lingkungan yang Indonesia Miliki

Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak sampah yang mengotori muka bumi, beruntungnya orang-orang mulai tergerak untuk menggunakan produk ramah lingkungan.

Seperti halnya berita-berita yang selalu ramai beredar, bahwa laut sudah tercemar oleh banyak macam sampah. Biota laut pun menjadi korbannya. Banyak hewan laut yang mati karena memakan sampah plastik.

Mirisnya, Indonesia menjadi negara nomor dua sebagai penyumbang sampah laut terbesar.di dunia. Ini menggerakkan hati orang-orang untuk mulai lebih peka terhadap lingkungan, lebih menjaganya supaya tidak lebih jauh tercemar lagi.

Kabar baiknya, ternyata sudah banyak teknologi ramah lingkungan yang diciptakan sendiri oleh anak bangsa. Penasaran apa saja? Yuk, simak artikel berikut ini!

  1. Motor listrik Gesits

    Sosok di balik kemunculan motor canggih dengan teknologi ramah lingkungan ini ialah putra-putri bangsa Indonesia sendiri. Berawal dari riset yang dilakukan oleh salah satu institusi pendidikan ternama di Indonesia, ITS (Institut Teknologi Surabaya). Selain mengurangi kebutuhan akan BBM, Gesits juga mengurangi penyebaran polutan di udara. Sebab, motor listrik ini tidak mengeluarkan emisi gas buang. Akselerasi kecepatan motor Gesits diperkirakan mencapai 100km/jam, yang berarti setara dengan motor matic bermesin 125cc. 

    Motor Gesits mengusung tenaga listrik dengan daya sebesar 5 KW. Sebagai pengganti bahan bakar, motor berteknologi ramah lingkungan ini dilengkapi dengan baterai Lithium Ion untuk menunjang performanya. Hanya dengan satu kali isi ulang baterai, Anda dapat mengendarai Gesits sejauh 80—100 km. Proses isi ulang baterai dapat dilakukan cukup dengan 1,5—3 jam lamanya. Nah,  keunggulan lain yang dimiliki Gesits adalah desainnya yang sporty dan adanya fitur panel indikator smartphone berbasis Android. Fitur ini berfungsi untuk menampilkan informasi data status dari motor Gesits. Canggih, kan!

    Untuk teknologi ramah lingkungan dengan support system canggih yang dimiliki Gesits, harga menjadi hal yang patut dipertanyakan. Perihal ini, Anda tidak perlu khawatir, karena Gesits akan dibanderol dengan harga yang relatif irit. Harganya diperkirakan mulai dari Rp 15 Juta-an saja, sama seperti motor-motor konvensional pada umumnya.

  2. Lampu Seumur Hidup

    Satu lagi inovasi anak bangsa. Seorang mahasiswa Fakultas Perikananan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya berhasil mengubah bakteri menjadi lampu hemat energi. Di tangan Elok Fitriani Tauziat, Nurhasna Fauziyyah, dan M. Alfian Arifin, bakteri Bioluminescence diolah menjadi lampu biolie yang menghasilkan cahaya 10,68 watt. Lampu ini mampu menerangi ruangan dalam radius 68 meter.

    Lampu tersebut memiliki berbagai keuntungan, yakni ramah lingkungan dan ekonomis karena dapat dipakai seumur hidup. Musababnya, bakteri yang mati akan menghasilkan indukan baru. Lampu mudah disandarkan di dinding atau diletakkan di atas meja. Cara membuatnya, bakteri dari tubuh cumi-cumi diisolasi dalam sebuah biolie dengan konsentrasi 4,6×109 CFU per mililiter. Biolie merupakan alat yang terdiri dari lensa mika, serbuk kayu yang dipadatkan, dan aerator.

    Baca juga artikel spesifikasi dan harga Samsung A20 di sini!

  3. Lemari Es Tanpa Listrik

    Siapa bilang teknologi hanya bisa diciptakan orang dewasa saja? Dua siswa dari Sekolah Dasar Al Azhar 14 Semarang yaitu Arya Nardhana dan Sanika Putra, mereka bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus berkarya dan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia lewat temuan teknologinya.

    Arya dan Sanika berhasil membuat lemari es tanpa listrik, bahan yang mereka gunakan pun bisa dibilang cukup sederhana yaitu Styrofoam, pasir, dan air dingin. Cara membuatnya juga tidak sulit hanya dengan menyiapkan kotak dari Styrofoam kemudian dalam kotak tersebut diletakkan sebuah kaleng biskuit sebagai tempat menyimpan buah atau sayur, selanjutnya di sekeliling kaleng tersebut diberi pasir dan air dingin.

    Lemari es dari kotak Styrofoam ini bisa membuat sayuran bertahan hingga 7 hari. Lemari es tanpa listrik yang dibuat oleh Arya dan Sanika ini berhasil mendapatkan medali perunggu setelah mengikuti World Creativity Festival Advanced Institute and Technology (KAIST) Daejeon, Korea Selatan pada tahun 2015.

  4. Kompor Hidrogen

    Seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia bernama Dede Miftahul Anwar berhasil membuat sebuah kompor berbahan hidrogen atau air. Munculnya Ide tersebut berawal dari sebuah masalah yang terjadi di kampung halamannya tersebut yakni di Desa Cihambulu, Kabupaten Subang, yaitu langkanya akan ketersediaan bahan gas elpiji sehingga warga merasa kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji. Setelah menganalisa serta mendapatkan peluang untuk mengatasi masalah tersebut, maka terciptalah kompor yang memiliki teknologi ramah lingkungan.

    Saat ini perusahaan yang telah dibangun oleh Dede diberi nama CV ENERGON (Energi Olahan Nasional). Produk tersebut akan dipasarkan dengan harga Rp 450 ribu dengan pengisian hydrogen seharga Rp 10 ribu.

Semoga karya anak bangsa Indonesia ini bisa dikenal secara luas hingga mancanegara dan dapat mengharumkan nama Indonesia kita yang tercinta ini. Bagaimana nih dengan Sobit, apakah kamu sudah siap menciptakan teknologi ramah lingkungan lainnya? Teknologi ramah lingkungan di atas juga bisa menjadi inspirasi untuk kamu yang ingin menciptakan sebuah bisnis baru yang memiliki manfaat lebih bagi lingkungan sekitar. 

Jangan khawatir untuk memikirkan modalnya, karena di aplikasi Bibit terdapat fitur Goal Setting yang membantu kamu agar bisa memisahkan dana investasi berdasarkan golnya, sehingga lebih jelas dan teratur. Atau kamu juga bisa gunakan fitur Goal Setting, fitur ini membantumu investasi secara konsisten pada tanggal yang telah kamu set di aplikasi Bibit. Sederhananya fitur ini sebagai pengingat supaya kamu nggak lupa berinvestasi. Yuk, semangat menabung di aplikasi Bibit supaya impian kamu tercapai.