Bedah Bisnis Saham Sektor Teknologi

Sepanjang tahun 2022 saham sektor teknologi tidak banyak dilirik karena kinerjanya yang menurun. Namun beda halnya di tahun 2023 ini, potensi bisnis saham sektor teknologi sudah mulai memperlihatkan tajinya.

Setelah sempat mengalami kenaikan yang signifikan pada pertengahan tahun 2021,bisnis saham sektor teknologi mengalami penurunan tiba-tiba dan stagnasi sepanjang tahun 2022.  Bersumber dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun 2022 sektor teknologi mengalami penurunan yang cukup dalam, yaitu sebesar 42,61%. Hal ini bisa kita lihat dari kinerja emiten-emiten eks start up yang kehabisan bahan bakar pasca melantai di bursa.

Penurunan kinerja emiten-emiten sektor teknologi ini masih berkaitan dengan kenaikan suku bunga yang sangat berdampak pada peningkatan biaya operasional. Biaya-biaya yang meningkat ini tentu juga memberikan dampak negatif pada laba perusahaan, bahkan beberapa emiten mengalami kerugian.

Namun, akhirnya pada kuartal pertama tahun 2023, indeks sektor teknologi kembali menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal ini memicu ketertarikan para investor lokal, tidak hanya karena kinerja sepanjang tahun 2023 ini, namun dalam beberapa tahun terakhir saham di sektor ini telah menunjukkan perkembangan yang mengesankan. 

Fenomena ini juga tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang berkembang pesat, dan penggunaannya yang faktanya hampir melingkupi segala aktivitas sehari-hari masyarakat. Terutama para generasi muda yang didominasi oleh generasi Milenial dan Z yang sangat memiliki antusias tinggi terhadap perkembangan teknologi dari tahun ke tahun.

Bisnis Saham Sektor Teknologi

Daftar Bisnis Saham Sektor Teknologi 2023

Sebelum memutuskan berinvestasi pada suatu sektor saham, sangatlah penting untuk mengetahui kode saham dan kegiatan utama perusahaan-perusahaan pada sektor terkait. Nah, bagi kamu yang tertarik berinvestasi di sektor teknologi, berikut daftar saham teknologi terbaik tahun 2023:

1. PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Perusahaan dengan kode saham GOTO ini merupakan hasil dari merger antara Gojek dan Tokopedia yang didirikan pada 17 Mei 2021, telah menjadi salah satu kekuatan dominan di sektor teknologi. GOTO beroperasi dalam berbagai lini usaha digital, terutama layanan on-demand, e-commerce, dan layanan Financial Services berbasis teknologi.

Melalui platform Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial Indonesia, GOTO menawarkan beragam produk dan jasa kepada para penggunanya. Sebagai grup perusahaan dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia, misi GOTO adalah "mendorong kemajuan" dengan menyediakan infrastruktur teknologi dan solusi untuk memungkinkan akses dan pertumbuhan dalam ekonomi digital.

Pada tanggal 11 April 2022, GOTO resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga saham sebesar Rp338 per lembar. Sejak itu, GOTO telah menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di sektor teknologi. Berdasarkan data pada tanggal 31 Mei 2023 GOTO memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp174 triliun. 

2. PT Bukalapak.com (BUKA)

Selain saham GOTO yang merupakan hasil merger antara Gojek dan Tokopedia, ada juga saham BUKA yaitu kode saham dari Bukalapak, yang juga merupakan salah satu pemimpin pasar dan pionir di industri marketplace online di Indonesia.

Awalnya, Bukalapak didirikan oleh tiga mahasiswa ITB, yaitu Nugroho Herucahyono, Achmad Zaky, dan Muhamad Fajrin Rasyid. Mereka mulai bergerak di  dunia e-commerce di Indonesia sejak tahun 2010. Pada tanggal 6 Agustus 2021, Bukalapak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga saham IPO sebesar Rp850 per saham dan menjadi saham IPO terbesar dalam sejarah BEI dengan raihan dana Rp21,9 triliun.

Bukalapak sendiri merupakan perusahaan e-commerce yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan ekonomi yang adil dan dapat diakses semua orang.  Dengan cara membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mendapatkan akses untuk modal, teknologi dan infrastruktur untuk mengembangkan usahanya. 

Sejak didirikan pada tahun 2010, Bukalapak telah melayani lebih dari 6 juta Pelapak, 5 juta Mitra Bukalapak, dan memiliki 90 juta pengguna aktif. Pada tahun 2017, Bukalapak akhirnya resmi masuk ke dalam kategori startup unicorn. Selain itu, pada 18 Januari 2022, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga resmi menjadi pemegang saham BBHI sebesar 11,49 persen.

3. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)

PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Elang Mahkota Komputer, adalah perusahaan yang telah beroperasi sejak tanggal 3 Agustus 1983. Pada tanggal 10 Maret 1997, perusahaan mengubah namanya menjadi PT Elang Mahkota Teknologi.

EMTEK melakukan akuisisi saham PT Surya Citra Televisi (SCTV) melalui PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) pada tahun 2002. Selanjutnya, perusahaan ini melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 12 Januari 2010 sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan bisnisnya.

Tidak hanya itu,, EMTEK juga mengakuisisi PT Indosiar Karya Mandiri Tbk (IDKM), yang merupakan induk usaha PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) dengan tujuan memperkuat posisinya di industri media domestik. Pada tahun 2013, EMTEK menggabungkan SCMA dan IDKM untuk meningkatkan sinergi dalam grup perusahaannya.

EMTEK juga terus mengembangkan dan memperkuat ekosistem konten dan layanan digitalnya dengan cara  berinvestasi dalam berbagai bisnis online di berbagai sektor. Investasi ini ke dalam platform e-commerce terkemuka di Indonesia, seperti BukaLapak, platform kesehatan digital KlikDokter, portal lowongan kerja online Karir.com, Qerja, dan Jobs.id, Home Tester Club, serta perusahaan di sektor logistik, teknologi pendidikan, dan teknologi asuransi.

Perusahaan juga aktif dalam mengembangkan bisnis teknologi finansial melalui dompet digital DANA serta melakukan investasi di berbagai sektor digital lainnya, seperti logistik, teknologi pendidikan, dan teknologi asuransi.

Selain itu, EMTEK juga memperkuat posisinya di bisnis media digital online melalui anak usahanya PT Kreatif Media Karya (KMK Online) dengan berinvestasi di PT Kapanlagi Dot Com Networks, yang mengoperasikan 9 portal digital terkemuka, seperti Liputan6.com, Merdeka.com, Dream.com, Fimela, Brilio.com, Kapanlagi.com, Bola.com, Bola.net, dan Otosia.com.

Perusahaan juga mengembangkan platform streaming OTT Vidio, yang telah menjadi pemain terkemuka di Indonesia. Selanjutnya, pada tanggal 30 November 2020, EMTEK berhasil menyelesaikan akuisisi atas 4.241.000.000 saham atau 71,88% dari seluruh saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), yang merupakan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan Rumah Sakit OMNI.

4. PT DCI Indonesia Tbk (DCII)

Pada tanggal 6 Januari 2021, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga Rp420 per lembar saham. Sejak didirikan pada tahun 2011, DCII telah dikenal sebagai perusahaan teknologi yang fokus pada penyediaan layanan jasa penyimpanan data server (hosting) dan pusat data atau colocation.

Pusat data adalah fasilitas khusus yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk menyimpan berbagai jenis data, baik data konsumen maupun data internal. Meskipun permintaan terhadap layanan ini tinggi, banyak perusahaan yang tidak membangun fasilitas pusat data secara mandiri dengan alasan biaya yang tinggi dan prosedur yang rumit.  Maka dari itu, produk dan layanan perusahaan seperti DCII sangat dibutuhkan secara bisnis ke bisnis (B2B).

Baca juga: Bagaimana Cara Memulai Menabung Saham?

Bagaimana pembahasan bisnis saham sektor teknologi kali ini? Menarik bukan mengetahui perusahaan dari aplikasi dan media yang sehari-hari kita gunakan. Sekarang kamu sudah bisa membeli saham pilihanmu di berbagai macam sektor saham di aplikasi Bibit dengan upgrade ke Bibit Plus