Menjelang masa penerbitan salah satu produk Surat Berharga Negara (SBN) yakni SR018 yang mulai bisa kamu beli pada tanggal 03 Maret s/d 29 Maret 2023, muncul berbagai pertanyaan dari masyarakat. Salah satunya tentang apakah produk investasi SR018 bisa rugi?
Sebelum masuk ke pembahasan tersebut, mari kita ulas dulu bagaimana kinerja SBN yang satu ini. Sampai saat ini penjualan produk SBN sampai pada awal tahun 2023 ini masih mendapatkan atensi yang baik dari pihak ritel. Hal ini terbukti dengan banyaknya transaksi pembelian yang terjadi. Kenapa sekarang ini masyarakat Indonesia sangat percaya pada instrumen investasi yang satu ini?
Apakah SR018 bisa rugi? Tentu saja tetap ada risiko itu ya kawan, namanya saja instrumen investasi, pasti memiliki risiko kerugian di dalamnya. Namun dengan melihat kinerja SBN yang berlangsung selama ini, bisa kita simpulkan bahwa risiko dari instrumen ini masuk dalam kategori rendah. Lalu apa saja risikonya? Mari kita simak pembahasannya berikut ini.
Risiko Gagal Bayar (Default Risk)
Risiko gagal bayar merupakan risiko bahwa pemerintah atau perusahaan yang menerbitkan SBN tidak mampu membayar bunga dan pokok pinjaman tepat waktu. Akibatnya investor akan kehilangan sebagian atau seluruh dana yang mereka investasikan pada SBN tersebut.
Ini bisa terjadi jika pemerintah atau perusahaan yang menerbitkan SBN mengalami kondisi keuangan yang sulit. Meskipun jarang terjadi, risiko gagal bayar (default) tetap masih ada dan perlu kamu pertimbangkan.
Maka dari itu sebelum berinvestasi dalam SBN, penting bagi investor untuk memahami dahulu risiko ini dan mempertimbangkan faktor-faktor penting lainnya. Misalnya seperti kondisi keuangan dan prospek bisnis dari pemerintah selaku pihak yang menerbitkan SBN.
Untuk mengurangi risiko default ini, investor dapat mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya seperti memilih SBN dengan history pembayaran yang baik dan menilai kondisi keuangan pemerintah secara berkala. Namun meskipun demikian, risiko gagal bayar masih bisa terjadi karena faktor-faktor eksternal seperti krisis ekonomi global atau perubahan politik.
Oleh karena itu sebelum berinvestasi pada SBN, penting bagi investor untuk memahami risiko yang mungkin terjadi dan mempertimbangkan potensi kerugian yang bisa mereka alami. Investasi pada SBN harus kamu lakukan dengan mempertimbangkan profil risiko dan tujuan keuangan individu.
Investor juga perlu memastikan bahwa mereka memahami mekanisme pasar SBN dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang instrumen keuangan ini. Intinya risiko gagal bayar dalam berinvestasi SBN dapat kamu kendalikan dengan cara memahami risiko dan melakukan diversifikasi portofolio.
Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat risiko dalam berinvestasi SBN (Surat Berharga Negara). Kembali ke prinsip dasarnya, bahwa SBN merupakan surat berharga yang pemerintah terbitkan untuk membiayai kebutuhan APBN.
Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperkuat stabilitas perekonomian negara. Salah satu risiko paling besar yang SBN miliki itu sendiri adalah risiko suku bunga. Suku bunga berkaitan dengan tingkat inflasi dan stabilitas perekonomian negara.
Jika tingkat inflasi meningkat, suku bunga juga akan meningkat. Hal ini akan membuat harga SBN menjadi lebih rendah, akibatnya banyak investor akan merasa kurang tertarik untuk membelinya. Sebaliknya, jika tingkat inflasi rendah, otomatis suku bunga juga akan rendah dan harga SBN akan lebih tinggi, sehingga investor akan lebih tertarik untuk membeli.
Kebijakan moneter dari pemerintah juga berpengaruh cukup besar terhadap risiko suku bunga ini. Jika pemerintah menaikkan tingkat suku bunga untuk mengatasi inflasi, harga SBN akan turun dan investor akan merasa kurang tertarik untuk membelinya.
Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam SBN, kamu harus pintar dan cermat untuk mengetahui tingkat inflasi dan kebijakan moneter pemerintah. Kamu juga harus memahami risiko suku bunga dan mempertimbangkan risiko tersebut sebagai bagian dari evaluasi investasi milikmu.
Untuk mengurangi risiko suku bunga, kamu bisa memilih jenis SBN yang memiliki jangka waktu lebih panjang atau membeli SBN dengan tingkat suku bunga tetap. Ini akan membantumu menghindari kerugian yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga.
Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Risiko likuiditas adalah salah satu risiko utama yang harus dipertimbangkan oleh investor saat berinvestasi dalam Surat Berharga Negara (SBN) SR018. Risiko likuiditas mengacu pada kemampuan sebuah aset untuk dengan cepat dan mudah diperdagangkan tanpa mempengaruhi harganya.
Untuk SBN sendiri, risiko likuiditas ini berkaitan dengan kemampuan investor untuk menjual SBN mereka dengan harga yang berlaku dan dengan biaya yang minimal. Jika mengalami situasi darurat, seperti kebutuhan mendesak untuk menarik dana, risiko likuiditas menjadi sangat penting bagi investor.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko likuiditas dalam SBN, termasuk volume perdagangan, jumlah pembeli dan penjual, dan kebijakan pemerintah. Jika volume perdagangan SBN rendah atau jumlah pembeli dan penjual terbatas, harga SBN mungkin menjadi lebih volatile. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kemampuan investor untuk menjual SBN mereka.
Selain itu, kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi risiko likuiditas dalam SBN. Misalnya, jika pemerintah membatasi jumlah SBN yang dapat investor perdagangkan, hal ini dapat mempengaruhi likuiditas dan meningkatkan risiko bagi investor.
Untuk mengurangi risiko likuiditas, kamu dapat membeli SBN dengan jangka waktu yang lebih panjang dan memastikan bahwa mereka memiliki komposisi diversifikasi portofolio yang baik. Ini akan membantu mengurangi risiko jika terjadi situasi darurat dan memastikan bahwa investor dapat menjual SBN mereka dengan harga yang berlaku dan dengan biaya yang minimal.
Baca Juga: Berapa Besar Kupon Pertama SR018? Ini Detailnya!
Dua Tipe SR018
Perlu diketahui bahwa Sukuk Ritel Seri 018 (SR018) kali ini ada dua tipe yang bisa dipilih. Berikut detail karakteristik dua tipe SR018 tersebut:
Kupon SR018 Telah Rilis
Perlu diketahui bahwa besaran kupon atau bunga dari SR018 telah ditetapkan pemerintah dengan rincian SR018-T3 (tenor 3 tahun) sebesar 6,25% fixed p.a dan kupon SR018-T5 (tenor 5 tahun) yakni sebesar 6,40% fixed p.a dengan jenis kupon bersifat tetap (fixed rate). Kedua jenis SR018 ini tentunya akan menghadirkan imbal hasil yang pasti menguntungkan.
Demikian singkatnya pembahasan kita kali ini tentang “apakah SR018 bisa rugi?”. Namun walaupun dengan beberapa risiko tersebut, SBN masih menjadi pilihan yang populer bagi banyak investor karena tingkat keamanannya yang tinggi dan juga imbal hasil yang stabil. Ayo jangan tunda lagi investasi SBN mu, segera mulai investasi SR018 di Bibit!