Apakah Investasi Reksadana Bisa Rugi? Begini Jawabannya!

Semua aspek kehidupan punya risiko. Sekecil apa pun risiko, kita tidak boleh membiarkannya membesar. Karena itu ada manajemen risiko, sebuah disiplin ilmu yang dapat meminimalisir risiko sampai ke tingkat terkecil.

Nah, reksadana sebagai sebuah instrumen investasi pun tak luput dari risiko. Dalam dunia investasi, risiko umumnya berwujud pada kerugian yang diakibatkan penurunan nilai instrumen. Reksadana juga tidak luput dari risiko tersebut.

Namun, bukankah reksadana merupakan salah satu investasi paling aman?

Betul tapi paling aman bukan berarti bebas dari risiko rugi. Dengan kata lain, kalau ada pertanyaan, “Apakah investasi reksadana bisa rugi?” Jawabannya, tentu saja bisa!

Definisi Risiko Kerugian Reksadana Pada Umumnya

Sebelum berinvestasi tentu sebagai investor tidak ada salahnya untuk mengetahui tentang seluk beluk suatu instrumen investasi yang akan kamu pilih. Seperti halnya instrumen investasi pada umumnya, reksadana juga bisa mengalami kerugian sebagai risiko dalam investasi. Karena adanya perbedaan komposisi dalam setiap jenis reksadana, maka tingkat risikonya juga berbeda-beda.

Perlu kamu ketahui juga tidak ada jaminan bahwa reksadana akan selalu mendapatkan keuntungan. Oleh sebab itu fitur robo adviser yang Bibit miliki bertujuan untuk meminimalisir risiko kerugian yang bisa terjadi pada investasi reksadanamu. Fitur ini akan membantu mengidentifikasi profil risiko yang kamu miliki. Kemudian robo advisor akan merekomendasikan jenis produk reksadana yang cocok dan sesuai dengan profil risikomu. Namun semua keputusan pembelian tetap berada di tangan para investor.

Setiap transaksi pembelian reksadana yang komposisinya terdapat investasi yang ada dalam pasar modal tentu sangat tergantung pada pergerakan fluktuasinya. Fluktuasi ini seringkali terjadi karena pengaruh perubahan kondisi pasar seperti berikut ini:

  • Kondisi politik suatu negara

  • Perkembangan dan kondisi perekonomian Nasional

  • Perubahan regulasi hukum atau kebijakan Pemerintah

  • Pergerakan suku bunga acuan Bank Sentral negara

  • Keluar masuknya dana investasi investor asing

  • Terjadinya bencana alam

  • Adanya perang, baik dalam negeri maupun luar negeri

Potensi kerugian yang bisa terjadi selanjutnya adalah risiko menajer investasi. Apa maksdunya? Jadi ada banyak manajer investasi yang bisa kamu pilih sebagai perantara dalam membeli produk reksadana. Namun tidak menutup kemungkinan menajer investasi menjadi penyebab risiko kerugian. Hal ini karena kurangnya jam terbang, pengetahuan maupun keahlian manajer investasi dalam mengelola instrumen investasi serta menghadapi berbagai macam kondisi pasar.

Untuk itu Bibit sebagai aplikasi reksadana bertujuan membantu para investor. Salah satunya menjalin kerjasama dengan manajer investasi yang pastinya mempunyai reputasi baik untuk mengelola dana para investor. Bibit sendiri merupakan APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) yang sudah resmi terdaftar pada OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jadi kamu tidak perlu ragu lagi mengenai legalitas dari aplikasi Bibit.

Solusi untuk Meminimalisasi Kerugian Reksadana

Sebelum membahasa tips dan trik menghindari kerugian dalam reksadana, kita bahas dulu sekilas dua jenis kerugian pada reksadana.

  1. Kerugian Sementara. Artinya kerugian tercatat tapi belum terealisasi. Misalnya, reksadana kamu nilainya turun dari Rp 1000 ke Rp 900, namun kamu belum menjualnya. Artinya kerugian Rp 100 per unit hanya catatan saja.

  2. Kerugian Permanen. Terjadi jika kamu jual reksadana di bawah harga beli. Misalnya, beli di Rp 1000 per unit, dan jual di Rp 900 per unit. Kamu akan merealisasi rugi Rp 100 per unit.

Kerugian karena penurunan nilai ini dikenal dengan volatilitas. Penyebabnya banyak hal, mulai dari pasar bursa yang sedang lesu, kejadian sosial-politik yang mengguncang kestabilan ekonomi, sampai Manajer Investasi yang kurang kredibel. Kendati begitu, kamu tidak perlu khawatir. Risiko selalu bisa diatasi. Setiap masalah ada solusinya, tidak terkecuali di reksadana agar tidak merugi dengan langkah-langkah berikut ini:

Strategi Diversifikasi

Sederhananya, strategi ini adalah membuat komposisi reksadana dalam satu portofolio dengan lebih beragam. Kita tahu bahwa reksadana ada beberapa jenis, seperti reksadana saham, pasar uang, pendapatan tetap, hingga campuran. Reksadana saham bisa dibilang reksadana dengan risiko tertinggi walau menjanjikan imbal hasil yang juga menggiurkan. Untuk meminimalisasi reksadana saham ini rugi, diversifikasi perlu dilakukan. Caranya, “temani” reksadana saham ini dengan jenis reksadana lain yang berisiko lebih rendah, seperti reksadana pasar uang. Tujuannya, ketika di satu titik reksadana saham kamu mengalami penurunan, kamu masih punya back up di reksadana pasar uang yang nyaris tidak pernah turun.

Di Bibit, melakukan diversifikasi ini sangat mudah karena Bibit punya “Robo Advisor” yang akan membagi investasi kita ke berbagai reksadana dengan mempertimbangkan profil risiko investasi dan tujuan investasi. Jadi, di Bibit dengan “Robo Advisor”, kamu ngga akan salah pilih reksadana yang berujung rugi.

Baca juga: Alasan Robo Advisor Sangat Penting untuk Pemula

Pilih Reksadana Paling Minim Risiko

Langkah ini bisa juga menjadi alternatif apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini yang bikin pasar bursa tak menentu. Kalau kamu memang masih berprofil konservatif atau khawatir investasi reksadana bisa rugi, tidak ada salahnya untuk pilih reksadana yang paling minim risiko, yaitu reksadana pasar uang. Karena dibanding reksadana lainnya, reksadana pasar uang memang yang paling stabil, walau keuntungan yang ditawarkan pun tidak begitu besar. Jenis reksadana ini sangat cocok untuk “menyelamatkan” dana dan investasi jangka menengah.

Pelajari Seluk Beluk “Faktor Eksternal”

Pasar bursa itu sangat volatil atau cepat sekali berubah. Reksadana sebagai salah satu instrumen investasi dalam pasar bursa, tak ayal sering kali terpengaruh dengan kondisi eksternal, misalnya pasar bursa kebakaran karena sebuah peristiwa bencana, atau sedang merah karena iklim politik yang tidak mendukung dan krisis ekonomi, dan sebagainya. Mengetahui update informasi berita seperti ini bisa membantumu untuk mengambil keputusan yang tepat, kapan waktu terbaik untuk beli dan jual reksadana.

Baca juga: Waktu Terbaik Jual dan Beli Reksadana

Itu dia jawaban dari pertanyaan, apakah investasi reksadana bisa rugi. Ya, reksadana bisa rugi namun tetap bisa diminimalisasi. Kalau dilakukan dengan benar sambil kamu belajar lebih jauh tentang reksadana, kerugian reksadana akan lebih kecil daripada keuntungan yang didapat. Yuk, mulai investasi.